BAB IV
Pembangkit Sinyal
Ramp Generator
Rangkaian Ramp generator berdasarkan respon outputnya ada dua macam yaitu ramp-up dan ramp-down seperti pada gambar 136.
|
|
(a)
|
(b)
|
Gambar 36 Rangkaian Ramp generator (a) ramp-up dan (b) ramp-down
Untuk
membuat respon seperti gambar 136 maka rangkaian memakai kapasitor
dengan menerapkan prinsip kerja kapasitor seperti pada gambar 137.
|
|
Gambar 137 Prinsip kerja kapasitor
dimana,
|
|
dengan Q = muatan dalam kapasitor
Rangkaian Ramp generator adalah seperti pada gambar 138.
Gambar 138 Rangkaian Ramp generator
Bentuk gelombang tegangan output VO adalah seperti pada gambar 139
Gambar 139 rangkaian dan bentung gelombang tegangan output VO dengan tegangan input sebesar +Vi
4.4.2 Triangle Generator
Rangkaian pembangkit gelombang segitiga (Triangle Generator) dapat dibuat dari rangkaian ramp generator diseri dengan komparator dan output komparator di-feedback-kan ke input ramp generator.seperti gambar 140 dan bentuk gelombang output seperti gambar 141.
Gambar 140 rangkaian triangle generator
Gambar 141 Bentung gelombang tegangan output VO
dimana,
dengan t1 adalah ramp generator bekerja sebagai Ramp-down, t2=Ramp-up dan t3=Ramp-down.
selama,
saat,
selama,
saat,
selama,
saat,
Soal:
Rancanglah rangkaian pembangkit gelombang segitiga dengan Vpp = 6 V dan frekuensi 1 kHz.
4.4.3 Sawtooth Generator
Rangkaian pembangkit gelombang gigigergaji (Sawtooth Generator) seperti gambar 142 jika –Vi maka akan menghasilkan gelombang output (VO = VP ) gigigergaji positif seperti gambar 143.
Gambar 142 rangkaian triangle generator
Gambar 143 Bentung gelombang tegangan output VO
dimana t=T dan VO = VP,
Atau
4.4.4 Sinus Generator
Salah satu rangkaian pembangkit gelombang sinus adalah memanfaatkan
osilator jembatan Wein seperti gambar 144. Dioda Zener berfungsi untuk
membuat output tidak saturasi karena akan ada satu dioda zener yang
aktif dan menguragi penguatan bila tegangan keluaran melampaui tegangan
saturasi seperti gambar 145.
Gambar 144 rangkaian pembangkit gelombang sinus
Pada rangkaian simulasi gambar 144 diset potensiometer pada posisi 80% yang membuat penguatan tegangan lebih kecil sehingga tegangan output tidak cacat atau saturasi seperti gambar 145.
Gambar 145 Rangkaian simulasi dan bentuk gelombang input dan output
4.4.5 Astable Multivibrator
Rangkaian Astable Multivibrator adalah
rangkaian pembangkit gelombang persegi tanpa sumber input. Prinsip
kerjanya hampir sama seperti rangkaian pembangkit gelombang segitiga
dengan memakai rangkaian ramp dan komparator. Rangkaian ini gabungan dua
rangkaian dalam satu op-amp yaitu rangkaian penguat yang menggunakan
sebuah kapasitor sebagai pengganti Ri dan rangkaian komparator seperti gambar 146.
Gambar 146 rangkaian pembangkit gelombang persegi
Untuk menentukan tegangan ambang VUT atau VLT maka lakukan pemisalan kondisi tegangan output VO sama dengan +Vsat atau –Vsat.
Pada saat VO = +Vsat, input di pin (+) mendapat feedback sebesar
dan kapasitor C diisi dengan arah arus dari VO melalui Rf dan C ke ground sehingga tegangan kapasitor VC menjadi naik, selama;
Pada saat VO = -Vsat, input di pin (+) mendapat feedback sebesar
dan kapasitor C membuang dengan arah arus dari ground melalui C dan Rf ke Vo sehingga tegangan kapasitor VC menjadi turun, selama;
Perubahan tegangan kapasitor VC saat pengisian maupun pembuangan dan perubahan tegangan output VO = VO(Comparator) dapat dilihat pada gambar 147.
Gambar 147 Bentung gelombang tegangan kapasitor VC dan tegangan output VO
Adapun prinsip pengisian (Charge) dan pengosongan (discharge) kapasitor adalah:
1. Pengisian kapasitor
Kurva pengisian kapasitor seperti gambar 148
Gambar 148 Kurva pengisian kapasitor
Pada saat,
Eliminasi Vsat,
2. Pengosongan kapasitor
Adapun kurva pengosongan kapasitor seperti gambar 149.
Gambar 149 Kurva pengosongan kapasitor
Pada saat,
Eliminasi Vsat,
Duty cycle(D),
D = 50%,
Untuk,
Maka,
Rangkaian dan hasil simulasi astable multivibrator seperti gambar 150.
Gambar 150 Rangkaian simulasi dan bentuk gelombang input dan output untuk D = 50%
D 50%
Untuk,
Maka,
Bila,
Rangkaian astable multivibrator mempunyai Rf1 dan Rf2 untuk D > 50% adalah seperti pada gambar 151.
Gambar 151 rangkaian astable multivibrator untuk D 50%
Rangkaian dan hasil simulasi untuk D 50% seperti gambar 152.
Gambar 152 Rangkaian simulasi dan bentuk gelombang input dan output untuk D 50%
Prosedur Perancangan :
4.4.6 One shot Multivibrator
Rangkaian One shot Multivibrator adalah
rangkaian astable multivibrator yang mempunyai satu kondisi stabil dan
akan kembali ke kondisi stabil kembali sesudah ditriger. Rangkaian One shot Multivibrator merupakan
rangkaian astable multivibrator dengan ditambahkan rangkaian triger
yang terhubung ke kaki non inverting seperti gambar 153. Untuk membuat
kondisi output VO menjadi tidak stabil dapat diberikan sinyal input trigger positif maupun negatif sesuai rancangan seperti gambar 154.
Gambar 153 rangkaian One shot Multivibrator
Dari gambar 153 dapat dijelaskan bahwa pada saat keadaan steady state Vi = 0, VO = +Vsat sehingga,
maka kapasitor C mengisi (charge) dari VO melalui R3, D2, dan C ke ground .
Tegangan kapasitor VC < VLT karena Vcmax = VD = 0,7 Volt.
Gambar 154 Bentung gelombang tegangan input trigger, tegangan kapasitor VC dan tegangan output VO(comparator).
Ketika diberi trigger Vi yang besarnya Vip =2 (–VLT) (supaya bekerja baik) maka VO berubah dari +Vsat menjadi –Vsat sehingga C discharge atau arus discharge dari kapasitor C melalui D1 dan R4 ke output op-amp VO = -Vsat, sehingga. Pada input non inverting akan berharga minus dari penjumlahan tegangan Vip = 2 (–VLT) dengan VUT maka dihasilkan harga sama dengan VLT sehingga bila dibandingkan dengan input inverting sebesar Vd akan membuat output VO berubah dari +Vsat menjadi –Vsat dan Vref berubah menjadi sebesar VLT.
Kapasitor C mengalami discharge sampai VC £ VLT maka tegangan output VO berubah dari -Vsat menjadi +Vsat dan Vref berubah menjadi sebesar VUT seperti gambar 90.
Untuk membuat waktu kapasitor C saat charge (tC) lebih kecil adalah dengan memasang R yang lebih kecil. Misalkan R3=0,1 R4 maka tr (recovery time) = 0,1 t.
|
|
Gambar 153 Rangkaian simulasi dan bentuk gelombang input dan output
Referensi :
1. Boylestad,
R. and Nashelsky, L., 1999, “Electronic Devices and Circuit Theory”, Prentice Hall, New
Jersey.
2. Hayt,
W. H. and Neudeck, G. W., “Electronic
Circuit Analysis and Design”, Houghton Mifflin Company, Boston.
3. Coughlin,
R. F. and Driscoll F. F., 1985, “Operational
Amplifiers and Linear Integrated Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
4. Paynter,
R. T.,1997, ”Introductory Electronic
Devices and Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
5. Malvino, 1985, “
Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor: Pangantar Transistor dan Rangkaian
Terpadu”, Penerbit Erlangga.
6. Mike Tooley, 2002, “
Rangkain Elektronika: Prinsip dan Aplikasi”, Penerbit Erlangga
7. Darwison, 2008, “Diktat Elektronika Analog”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
8. Darwison, 2011, “Diktat Dasar Elektronika”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
9. Darwison, 2011, “Panduan Praktikum Dasar Elektronika Digital”, Teknik Elektro
– Unand, Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar