OP AMP
(Amplifier)
Gambar 112 memperlihatkan rangkaian op-amp dengan kurva karakteristik Input-Output yaitu hubungan Vi terhadap VO.
Dari kurva Karakteristik I-O tersebut amplifier bekerja pada
karakteristik yang membentuk hubungan linear artinya semakin besar Vi maka semakin besar juga VO dan sebaliknya. Operasi amplifier menghindari output dalam kondisi saturasi karena akan membuat cacat keluaran outputnya.
|
Gambar 112 Rangkaian dan kurva karakteristik I-O
Ciri-ciri rangkaian amplifier adalah adanya feedback (umpan balik) negatif dari output ke input inverting (-) op-amp.
Rangkaian amplifier ada 4 macam, yaitu:
4.3.1 Inverting Amplifier
Adapun rangkaian inverting amplifier adalah
seperti gambar 113 dimana sesuai dengan namanya yaitu dengan input
dimasukkan ke kaki inverting (pembalik) sehingga output akan dibalik
atau beda fasa sebesar 180 derajat.
Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka
rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar
114. Dalam analisa rangkaian amplifier disyaratkan op-amp bekerja ideal
sehingga tegangan differensial (selisih tegangan di kaki non inverting
terhadap tegangan di kaki inverting) Ed = 0, artinya VA (tegangan di titik A) = 0 sehingga arus yang melewati Ri sama dengan arus yang melewati Rf karena arus yang masuk ke kaki inverting sangat
kecil karena sifat op-amp dimana impendasi (Zi) inputnya sangat besar.
Adapun rangkaian pengganti untuk menghitung arus I adalah seperti gambar
115.
Gambar 113 Rangkaian inverting amplifier
Gambar 114 Rangkaian inverting amplifier dengan input dc positif
Dari rangkaian gambar 114 dengan Ed = 0 maka VA = 0 sehingga rangkaian dapat disederhanakan menjadi seperti gambar 51 untuk mencari arus I.
Gambar 115 Rangkaian untuk menghitung arus I
Dengan
maka dapat dicari ACL untuk gambar 115, yaitu;
Bentuk gelombang tegangan output VO adalah seperti pada gambar 116 dan karakteristik I-O seperti pada gambar 117.
Gambar 116 Bentung gelombang tegangan output VO
Gambar 117 Kurva karakteristik I-O
4.3.1.1 Inverting Adder Amplifier
Rangkaian inverting adder amplifier (pembalik) adalah seperti gambar 118.
Gambar 118 Rangkaian inverting adder amplifier
Dari gambar 118 dengan memakai hukum Kirchoff dimana arus masuk sama dengan arus keluar
sehingga arus di Rf sama dengan jumlah arus di R1, R2 dan R3.
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = 0
maka,
Jika input lebih dari 3 maka dapat dipakai persamaan umum sebagai berikut:
Bentuk gelombang tegangan output VO adalah seperti pada gambar 119.
Gambar 119 Bentung gelombang tegangan output VO dengan input tegangan dc
Rangkaian inverting adder amplifier dengan 3 input bertegangan ac seperti gambar 120 dan hasil simulasi pada gambar 121.
Gambar 120 Rangkaian inverting adder amplifier dengan 3 input bertegangan ac
Gambar 121 Bentung gelombang tegangan output VO dengan input tegangan ac
4.3.2 Non Inverting Amplifier
Rangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) adalah seperti gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 123.
Gambar 122 Rangkaian non inverting amplifier
Gambar 123 Rangkaian non inverting amplifier dengan input dc positif
Dari rangkaian gambar 123 dengan syarat op-amp ideal Ed = 0 maka VA = Vi sehingga rangkaian dapat disederhanakan untuk mencari arus I seperti gambar 124.
Gambar 124 Rangkaian untuk menghitung arus I
Dengan
maka dapat dicari ACL rangkaian non inverting amplifier gambar 123, yaitu;
Adapun hasil simulasi bentuk gelombang I-O seperti gambar 125 dan karakteristik I-O seperti gambar 126.
Gambar 125 Bentung gelombang tegangan output VO dengan input Vac
Gambar 126 Kurva karakteristik I-O
4.3.2.1 Non Inverting Adder Amplifier
Rangkaian non inverting adder amplifier (pembalik) adalah seperti gambar 127.
Gambar 127 Rangkaian non inverting adder amplifier
Dari gambar 127 dengan memakai metoda loop tertutup untuk mencari arus loop sehingga bisa dicari tegangan input Vi.
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = Vi
maka,
substitusi I
substitusi Vi
jika R1 = R2 = Ri = Rf = R maka VO = V1 + V2
Jika memakai tiga input seperti gambar 128 maka rumus tegangan VO dapat dicari dengan metoda loop tertutup tersebut, adapun turunan rumus VO adalah:
Selesaikan dua persamaan diatas dengan metoda matrik untuk mencari I1, didapatkan;
substitusi I,
substitusi Vi
jika R1 = R2 = R3 = Ri = Rf = R maka
dan bila Rf = 2R maka
Gambar 128 Rangkaian non inverting adder amplifier dengan 3 input
4.3.3 Voltage Follower
Rangkaian voltage follower atau buffer dimana ACL = 1, adalah seperti pada gambar 129.
Gambar 129 rangkaian voltage follower
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 maka VO = Vi sehingga
Bentuk gelombang tegangan input dan gelombang tegangan output adalah sama karena ACL = 1 dan sefasa karena Vi diinputkan ke kaki non inverting seperti pada gambar 130 dan kurva karakteristik I-O seperti gambar 131.
Gambar 130 Bentung gelombang tegangan output VO dengan input Vac
Gambar 131 Kurva karakteristik I-O
4.3.4 Differential Amplifier
Rangkaian Differential Amplifier adalah seperti pada gambar 132.
Gambar 132 rangkaian Differential Amplifier
Rangkaian Differential Amplifier adalah menghasilkan selisih
dari
dua input yang satu diinputkan ke kaki inverting dan yang satu lagi
diinputkan ke kaki non inverting seperti terlihat pada gambar 132
diatas.
Untuk mendapatkan rumus maka pertama digroundkan V2 sehingga rangkaian menjadi rangkaian non inverting amplifier seperti gambar 133.
dimana,
substitusi,
maka,
Gambar 133 rangkaian Non inverting Amplifier
Untuk mendapatkan rumus maka digroundkan V1 sehingga rangkaian menjadi rangkaian inverting amplifier seperti gambar 134.
dimana,
Gambar 134 rangkaian inverting Amplifier
maka,
Bentuk gelombang tegangan input V1 dan V2 serta gelombang tegangan output VO adalah seperti pada gambar 135.
Gambar 135 (a) Bentuk gelombang tegangan input V1 dan V2 , (b) bentuk gelombang tegangan VO
Referensi :
1. Boylestad,
R. and Nashelsky, L., 1999, “Electronic Devices and Circuit Theory”, Prentice Hall, New
Jersey.
2. Hayt,
W. H. and Neudeck, G. W., “Electronic
Circuit Analysis and Design”, Houghton Mifflin Company, Boston.
3. Coughlin,
R. F. and Driscoll F. F., 1985, “Operational
Amplifiers and Linear Integrated Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
4. Paynter,
R. T.,1997, ”Introductory Electronic
Devices and Circuits”, Prentice Hall, New Jersey.
5. Malvino, 1985, “
Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor: Pangantar Transistor dan Rangkaian
Terpadu”, Penerbit Erlangga.
6. Mike Tooley, 2002, “
Rangkain Elektronika: Prinsip dan Aplikasi”, Penerbit Erlangga
7. Darwison, 2008, “Diktat Elektronika Analog”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
8. Darwison, 2011, “Diktat Dasar Elektronika”, Teknik Elektro – Unand, Padang.
9. Darwison, 2011, “Panduan Praktikum Dasar Elektronika Digital”, Teknik Elektro
– Unand, Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar